Uji toksisitas akut ekstrak rotan sel (Daemonorop melanochaetes Bl.) terhadap larva udang (Artemia Salina Leach) dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)
Isi Artikel Utama
Page: 35-42
Abstrak
Rotan sel sangat diminati karena memiliki khasiat dalam pengobatan penyakit malaria, penyakit diabetes dan juga memiliki khasiat pembangkit nafsu makan. Kandungan kimia pada Rotan terdiri dari flavonoid, alkohol, triterpenoid, saponin, dan glikosida. Flavonoid terdiri dari 15 atom karbon dengan struktur C6-C3-C6. Pada tumbuhan, flavonoid berikatan dengan gula dalam bentuk glikosida dan aglikon flavonoid. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak rotan dengan metode maserasi, skrining fitokimia, uji aktivitas toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan penentuan nilai LC50 berdasarkan nilai probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rotan mengandung senyawa metabolit sekunder, diantaranya yaitu steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid, Glikosida, dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas toksisitas diperoleh nilai LC50 adalah 322 ppm dan termasuk ke dalam kategori toksik.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Alrasjid H. Pedoman Penanaman Rotan. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor 1980;37.
Dransfield J. A short guide to rattans. (No Title) 1974.
Furtado CX. Palmae Malasicae, 11-16. Korthalsia, Plectocomiopsis, Myrialepis, Plectocomia, Ceratolobus, Calosphata The Gardens Bulletin Singapore 1951;13:300–63.
Roy B, Diba F. Studi Pemanfaatan Rotan Oleh Masyarakat di Desa Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari 2017;5.
Surbakti JM. Skrining Fitokimia dan Analisis Karbohidrat Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Pakkat (Calamus caesius Blume.) 2016.
Husni H, Esmiralda M. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin), Studi Kasus: Limbah Cair Industri Tahu “SUPER”, Padang. Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Padang 2011.
Farmakologi D, Terapeutik F. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007.
Frank CL. Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta 1995.
Wibowo A. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Dan Fraksi-fraksinya Terhadap Galur Sel kanker Payudara MCF-7. Jakarta: Pusat Teknologi Farmasi Dan Medik 2009.
Mutia D. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Anggur (Vitis Vinifera) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bst) 2010.
Priyanto SH. Toksikologi mekanisme, terapi antidotum dan penilaian risiko. Yogyakarta: Leskonfi 2009.
Lestari D, Kartika R, Marliana E. UJI Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) umbi bawang tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) dan uji toksisitas akut fraksi aktif. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia 2019;1:1–10. https://doi.org/10.33759/jrki.v1i1.43.
Chinh NN, Chung CT, Can VV, Dung NX, Dung V Van, Dao NK, et al. Vietnam forest trees. Forest Inventory and Planning Institute Agricultural Publishing House: Hanoi 1996:788.
Pratama Bovi. penentuan parameter standar umum ekstrak etanol 70% DAUN Justicia gendarussa Burm. f. 2013.
Harborne JB. Metode fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB 1987;78.
Panggabean MGL. Teknik penetasan dan pemanenan Artemia salina. Oseana 1984;9:57–65.
Lisdawati V, Wiryowidagdo S, Kardono LBS. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dari berbagai fraksi ekstrak daging buah dan kulit biji mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Indonesian Bulletin of Health Research 2006;34:65120.
Septyanti C. Potensi Pelepah Temulawak (Curcuma xanthorriza) Sebagai Antikanker dan Antioksidan 2012.
Vogel SK. Freer markets, more rules: Regulatory reform in advanced industrial countries. Cornell University Press; 1996.
Jelita SF, Setyowati GW, Ferdinand M, Zuhrotun A, Megantara S. Uji Toksisitas Infusa Acalypha simensis dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jurnal Farmaka 2020;18:14–22.