Pengaruh Pemberian Obat Antidepresan terhadap Risiko Bunuh Diri: Literatur Review
Isi Artikel Utama
Page: 502-507
Abstrak
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada siapapun tanpa memandang usia. Pengobatan depresi dapat dilakukan dengan psikoterapi, pemberian antidepresan, ataupun kombinasi keduanya. Namun, penggunaan antidepresan dipercaya dapat meningkatkan risiko perilaku maupun ide untuk bunuh diri, terutama pada pasien remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian terapi antidepresan terhadap risiko bunuh diri pada remaja. Penelitian ini dilakukan dengan metode Literature Review dengan menggunakan database Google Scholar. Artikel yang peroleh dari proses pencarian kemudian diseleksi kembali berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga didapatkan 5 artikel yang sesuai dengan kriteria. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian obat antidepresan pada pasien dapat meningkatkan atau menurunkan risiko bunuh diri pada pasien. Pasien usia <18 tahun (anak-anak dan remaja) dinilai memiliki resiko bunuh diri yang lebih besar dibandingkan dengan pasien dewasa dan geriatri. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat antidepresan harus dilakukan dengan bijak. Pasien perlu mendapat pengawasan dan dukungan orang terdekat dalam menggunakan obat antidepresan untuk menghindari risiko terjadinya bunuh diri pada pasien.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Braun, Cora, Tom Bschor, Jeremy Franklin, and Christopher Baethge. 2016. “Suicides and Suicide Attempts during Long-Term Treatment with Antidepressants: A Meta-Analysis of 29 Placebo-Controlled Studies Including 6,934 Patients with Major Depressive Disorder.” Psychotherapy and Psychosomatics 85(3):171–79. doi: 10.1159/000442293.
DR. Namora Lumongga, M. S. 2016. Depresi: Tinjauan Psikologis. Kencana.
Gibbons, Robert D., C. Hendricks Brown, Kwan Hur, John M. Davis, and J. John Mann. 2012. “Suicidal Thoughts and Behavior With Antidepressant Treatment: Reanalysis of the Randomized Placebo-Controlled Studies of Fluoxetine and Venlafaxine.” Archives of General Psychiatry 69(6):580. doi: 10.1001/archgenpsychiatry.2011.2048.
Hengartner, Michael P., and Martin Plöderl. 2019. “Newer-Generation Antidepressants and Suicide Risk in Randomized Controlled Trials: A Re-Analysis of the FDA Database.” Psychotherapy and Psychosomatics 88(4):247–48. doi: 10.1159/000501215.
Hutajulu, Samuel Gunawan, and Margaretha Carolina Hutajulu. 2019. “Kejadian Depresi dan Bunuh Diri pada Penderita Toksoplasmosis.” Jurnal Keperawatan Jiwa 7(3):323. doi: 10.26714/jkj.7.3.2019.323-332.
Katzung, B., Masters, S., & Trevor, A. (2013). Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12 Vol 1. EGC, Jakarta, 590-597.
Kemenkes RI. 2021. “Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa Di Indonesia.” Retrieved (Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia).
Khan, Arif, Kaysee Fahl Mar, Sagarika Gokul, and Walter A. Brown. 2018. “Decreased Suicide Rates in Recent Antidepressant Clinical Trials.” Psychopharmacology 235(5):1455–62. doi: 10.1007/s00213-018-4856-1.
Sharma, Tarang, Louise Schow Guski, Nanna Freund, and Peter C. Gøtzsche. 2016. “Suicidality and Aggression during Antidepressant Treatment: Systematic Review and Meta-Analyses Based on Clinical Study Reports.” BMJ i65. doi: 10.1136/bmj.i65.
Sulistyorini, Wandansari, and Muslim Sabarisman. 2017. “Depresi : Suatu Tinjauan Psikologis.” Sosio Informa : Kajian Permasalahan Sosial Dan Usaha Kesejahteraan Sosial 3(2). doi: 10.33007/inf.v3i2.939.
Supriyanto, Irwan. 2012. “Terapi SSRI Pada Anak Dan Remaja Dan Risiko Perilaku Bunuh Diri.” 39(2):5.