Uji aktivitas antipiretik ekstrak etanol daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima (L.) terhadap mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi vaksin DPT-HB
Isi Artikel Utama
Page: 529-536
Abstrak
Kembang merak adalah tanaman hias yang banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia untuk menghiasi pekarangan rumah. Daun kembang merak memiliki kandungan alkaloid, saponin, tannin, glikosid, dan kalsium oksalat. Daun kembang merak sering digunakan sebagai antipiretik, antibakteri, dan radang hati, Demam sering dialami anak maupun dewasa. Penggunaan parasetamol pada saat ini sudah sering ditemukan dimasyarakat namun penggunaan parasetamol memiliki efek samping yang merugikan. Penilitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antipiretik ekstrak etanol daun kembang merak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, metode penelitian ini dilakukan dengan cara skrining fitokimia dan pemberian suspensi ekstrak daun kembang merak yang diberikan secara oral dengan dosis 50, 100, 200 mg/kgBB pada mencit jantan yang diinduksi dengan DPT-HB dan Parasetamol sebagai pembanding, kemudian diukur suhu tubuh mencit menggunakan termometer setiap 30 menit selama 3 jam (180 menit) secara rektal. Data dianalis menggunakan SPSS ver.24 dengan model analisis statistik One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji tukey. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid/steroid dan glikosid. Aktivitas antipiretik yang diperoleh pada setiap perlakuan memberikan efek yang signifikan pada hasil One Way ANOVA dan uji tukey dengan nilai P < 0,05. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun kembang merak mempunyai aktivitas antipiretik, dan aktivitas anpiretik terbesar adalah pada pada dosis 100mg/kgBB dengan perbedaan yang sangat signifikan dengan Parasetamol 1%. Dapat disimpulkan bahwa , ekstrak daun kembang merak mempunyai aktivitas anpiretik yang paling efektif pada dosis 100mg/kgBB.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Mochamad ZA, Rogomulyo R, Irwan SNR. Kajian Fungsi Ruang Hijau Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Vegetalika 2019;4:15–28. DOI: https://doi.org/10.31237/osf.io/xmqsc
Wijayakusuma H. Tanaman berkhasiat obat di Indonesia. vol. 4. Pustaka Kartini; 2008.
Ivanka M, Faujia JR, Bisturi GDNN, Agustin N, Surya NO, Kelutur FJ. Profil Senyawa dan Aktivitas Farmakologi dari Bunga Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.). Pharm J Farm Indones (Pharmaceutical J Indones 2021;18:99–110. DOI: https://doi.org/10.30595/pharmacy.v18i1.9316
Yodsaoue O, Karalai C, Ponglimanont C, Tewtrakul S, Chantrapromma S. Pulcherrins D–R, potential anti-inflammatory diterpenoids from the roots of Caesalpinia pulcherrima. Tetrahedron 2011;67:6838–46. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.tet.2011.06.087. DOI: https://doi.org/10.1016/j.tet.2011.06.087
Ragasa CY, Hofileña JG, Rideout JA. New Furanoid Diterpenes from Caesalpinia p ulcherrima. J Nat Prod 2002;65:1107–10. DOI: https://doi.org/10.1021/np0201523
Promsawan N, Kittakoop P, Boonphong S, Nongkunsarn P. Antitubercular cassane furanoditerpenoids from the roots of Caesalpinia pulcherrima. Planta Med 2003;69:776–7. DOI: https://doi.org/10.1055/s-2003-42782
Ramdhoani, Arpiwi NL, Darmadi AAK. Fruits, Seeds Traits and Oil Content of Non-Food Plants From Serangan Island, Bali. Metamorf J Biol Sci 2018;5:51. https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2018.v05.i01.p08. DOI: https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2018.v05.i01.p08
Srinivas KVN., Koteswara Rao Y, Mahender I, Das B, Rama Krishna KVS, Hara Kishore K, et al. Flavanoids from Caesalpinia pulcherrima. Phytochemistry 2003;63:789–93. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0031-9422(03)00325-X. DOI: https://doi.org/10.1016/S0031-9422(03)00325-X
Sharma V, Rajani GP. Evaluation of Caesalpinia Pulcherrima Linn. For Anti-Inflammatory and Antiulcer Activities. Indian J Pharmacol 2011;43:168. https://doi.org/10.4103/0253-7613.77354. DOI: https://doi.org/10.4103/0253-7613.77354
Roach JS, McLean S, Reynolds WF, Tinto WF. Cassane Diterpenoids of Caesalpinia pulcherrima. J Nat Prod 2003;66:1378–81. https://doi.org/10.1021/np0302955. DOI: https://doi.org/10.1021/np0302955
Faloye KO, Famuyiwa SO, Ayoola MD, Ndinteh DT. Isolation and Characterization of Two New Polyphenols From the Anti-Diabetic Fraction of Pod Extract of Caesalpinia Pulcherrima Swartz. European J Med Plants 2020:48–56. https://doi.org/10.9734/ejmp/2020/v31i2030356. DOI: https://doi.org/10.9734/ejmp/2020/v31i2030356
Larson EL, Albrecht S, O’Keefe M. Hand hygiene behaviour in a pediatric emergency department and a pediatric intensive care unit: comparison of 2 dispenser systems. Am J Crit Care 2005;14:304–11. DOI: https://doi.org/10.4037/ajcc2005.14.4.304
Afroz T, Ramproshad S, Mondal B, Haque A, Khan R. Antidiarrhoeal and analgesic activity of barks of medicinal plant Caesalpinia pulcherrima. 2013.
Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi 3. Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1979.
Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1995.
Mbaubedari AH, Mongie J, Sambou CN, Palandi RR. Uji Efektivitas Infusa Daun Tempuyung (Sonchus arvensi L.) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegius). Biofarmasetikal Trop (The Trop J Biopharm 2020;3:34–9. DOI: https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v3i2.282