Pengaruh fermentasi tepung kulit kopi Oleh Aspergillus oryzae dengan penambahan dua variasi konsentrasi urea dan amonium sulfat terhadap penurunan serat kasar
Isi Artikel Utama
Page: 167-177
Abstrak
Tingginya hasil produksi kopi menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah limbah kulit kopi yang dihasilkan, sehingga dibutuhkan inovasi baru untuk mengolah limbah kopi agar dapat bermanfaat dan tidak terbuang. Penelitian bertujuan untuk menurunkan serat kasar pada kulit kopi yang difermentasi menggunakan Aspergillus oryzae untuk menjadi pakan ternak. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dan deskriptif, memakai bahan uji tepung kulit kopi (Coffea sp.), Aspergillus oryzae, urea, amonium sulfat dan mineral. Tepung kulit kopi difermentasi pada media kering dan media basah, di fermentasi pada suhu kamar selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Setelah fermentasi, uji analisis jumlah penurunan serat kasar pada sampel menggunakan uji metode Wendee. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi tepung kulit kopi (Coffea sp.) menggunakan Aspergillus oryzae dengan penambahan urea, amonium sulfat dan mineral dapat menurunkan jumlah serat kasar. Perbedaan media fermentasi menunjukkan bahwa fermentasi pada media basah memberikan hasil penurunan serat kasar yang lebih baik dibandingkan fermentasi pada media kering. Hasil serat kasar media kering sampel N1 sebesar 0,25 gram (25%) dan sampel N2 sebesar 0,22 gram (22%), sedangkan hasil serat kasar media basah sampel N1 sebesar 0,13 gram (13%) dan sampel N2 sebesar 0,11 gram (11%). Fermentasi dengan Aspergillus oryzae menghasilkan ligninase, enzim pemecah lignin yang dapat mendegradasi lignin menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Arvian, Y., Septian, A., Utama, P., Persada, S., Titiyoga, G.B., Maulana, R., Hadi, M.S., Anam, K., Rikang, R., Musaharun, I., Savitri, A.A., Mahbub, A., Supriyanto, A. (2018). Kopi: Aroma, Rasa, Cerita. Tempo Publishing. Halaman 59.
Azmi dan Gunawan. (2006). Hasil-hasil Penelitian Sistem Integrasi TernakTanaman. Prosiding Lokakarya Hasil Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balitbang Pertanian bekerja sama dengan Universitas Bengkulu. Halaman 91-95.
Afriyanti. (2016). Pengaruh Amonium Sulfat Terhadap Pertumbuhan dan kemampuan Trichoderma Reesei PKJ2 Dalam Menghidrolisis Batang Pohon Singkong. Jurnal Ilmiah Teknosains. 2 (1). 1-7.
AttElmnan, A.B., Elseed, A.M.F., Salih, A.M. (2007). Effect of ammonia and urea treatments on chemical composition and rumen degradability of bagasse. J. Appl. Sci. Res. 3: 1359-1362.
Afrizon. (2015). Potensi Kulit Kopi Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos di Provinsi Bengkulu. AGRITEPA: Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pertanian. 2 (2): 21-32.
Badan Pusat Statistik. (2015). Produksi Kopi Di Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Barbesgaard, P., Hheldt-Hansen, H., Diderichsen, B. (1992). On the safety of Aspergillus oryzae : a review. App Micro Biotech. 36: 569-572.
Chalall, D.S. (1985). Solid-substrate fermentation with Trichoderma reseei for cellulase production. Appl Env Microbiol. 49: 205-210.
Esquivel, P., Jiménez, V.M. (2011). Functional Properties of Coffee and Coffee by Products. Food Research International. 46(2): 488-490.
Falahudin, I., Raharjeng, A.R.P., Harmeni, L. (2016). Pengaruh Pupuk Organik Limbah Kulit Kopi (Coffea Arabica L.) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi. Jurnal Bioilmi. 2(2): 108-120.
Gandjar, I. (1977). Protein Sel Tunggal Sebagai Sumber Protein Non Ruminansia dan Prospek Pengembangannya. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Jakarta.
Jung, H.G., Deetz, D.A. (1993). Cell wall lignification and degradability. American Society of Agronomi: 315-346.
Juwita, A.I., Mustafa, A., Tamrin, R. (2017). Studi Pemanfaatan Kulit Kopi Arabika (Coffe Arabica L.) Sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL). Jurnal AGROINTEK. 11(1): 1-8.
Lukito, A.M., Mulyono., Yullia, T., Iswanto, H. (2004). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Mekala, N.K., Singhania, R.R., Sukumaran, R.K., Pandey, A. (2008). Cellulase production under solid state fermentation by Trichoderma reesei RUT C30: Statistical optimization of process parameters. Appl Biochem Biotechnol. 151: 122-131.
Mukhopadhyay, S., Nandi, B. (1999). Optimization of Cellulase Production by Trichoderma reesei ATCC 26921 Using a Simplified Medium on Water Hyacinth Biomass. Journal of Scientific and Industrial Research. 58: 107-111.
Marhaenanto, B., Soedibyo, D.W., Farid, M. (2015). Penentuan Lama Sangrai Kopi Berdasarkan Variasi Derajat Sangrai Menggunakan Model Warna RGB Pada Pengolahan Citra Digital (Digital Image Processing). Jurnal Agroteknologi. 9(2). 102-111.
Mayasari, N. (2009). Pengaruh Penambahan Kulit Buah Kopi Robusta (Coffea canephora) Produk Fermentasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dalam Ransum Terhadap Konsentrasi VFA Dan NH3 (In Vitro). KPP Ilmu Hayati LPPM ITB: Bandung.
Nuryana, R.S., Wiradimadja R., Rusmana, D. (2016). Pengaruh Dosis dan Waktu Fermentasi Kulit Kopi (Coffea arabica) Menggunakan Rhizopus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae Terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Jurnal. Universitas Padjadjaran.
Punjaisee, C., Chaiyasut, C., Chansakaow, S., Tharata, S., Visessanguan, W., Punjaisee, S. (2011). 8- hydroxygenistein formation of soybean fermented with Aspergillus oryzae BCC 3088. Afr J Agric Res. 6(4): 785-789.
Rakhmani, S.I.W., Purwadaria, T. (2017). Improvement of Nutritional Value of Cocoa Pod Husk Fermented with Aspergillus spp. and Two Levels of Urea and Ammonium Sulphate. JITV 22(3): 101-113.
Rahardjo, P. (2012). Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiyatwan, H. (2007). Peningkatan Kualitas Nutrisi Duckweed Melalui Fermentasi Menggunakan Trichoderma harzianum. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 7(2): 113-116.
Singhania, R.R., Sukumaran, R.K., Patel, A.K., Larroche, C., Pandey, A. (2010). Advancement and comparative profiles in the production technologies using solid-state and submerged fermentation for microbial cellulases. Enzym and Microbial Technology. 46(7): p541-549.
Sapienza, D.A., Bolsen, K.K. (1993). Teknologi Silase (Penanaman, Pembuatan dan Pemberiannya pada Ternak). Diterjemahkan oleh: Martoyondo Rini, B.S. Pioner-Hi-Bred International, Inc. Kansas State University.
Sutardi, T. (1997). Peluang dan tantangan pengembangan ilmu-ilmu nutrisi ternak. Orasi ilmiah. Guru besar ilmu nutrisi ternak. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Simanihuruk., Kiston., Sirait, J. (2010). Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Disampaikan pada Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Widayat., Satriadi, H. (2005). Pemanfaatan Ampas tahu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kecap Dengan Kapang Aspergillus oryzae. Jurnal Reaktor. 9(2): 94-99.
Yunindarwati, E., Ulfa, E.U., Puspitasari, E., Hidayat, M.A. (2015). Pengaruh Fermentasi Aspergillus oryzae Terhadap Kadar Genestein Kedelai (Glycine max). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
Yunus, A., Susilaningsih. (2018). Panduan Pendirian Usaha Kedai Kopi. Badan Ekonomi Kreatif: Universitas Sebelas Maret.
Zainuddin, D., Murtisari, T. (1995). Penggunaan limbah kopi agroindustri buah kopi (kulit buah kopi) dalam ransum ayam pedaging (Broiler). Prosiding. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klep, Puslitbang Peternakan, Bogor. 71-78.