Penetapan kadar flavonoid total ekstrak kayu raru (Cotylelobium lanceolatum Craib) berdasarkan perbedaan konsentrasi etanol dengan metode spektrofotometri Uv-Vis
Isi Artikel Utama
Page: 1804-1810
Abstrak
Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional untuk penyembuhan, merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Salah satu tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan mengandung kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu kulit kayu raru (Cotylelobium lanceolatum Craib) yang digunakan sebagai salah satu obat obat tradisional untuk penyakit seperti malaria, diare, serta diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak kulit kayu raru dan untuk mengetahui nilai kadar flavonoid total yang terdapat pada ekstrak kulit kayu raru dalam berbagai perbedaan konsentrasi etanol (96%, 70%, 50%). Tahapan penelitian ini meliputi pengolahan bahan tumbuhan, pembuatan ekstrak etanol ekstrak kayu raru, pemeriksaan karakterisasi, skrining fitokimia dan penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit kayu raru. Ekstrak kulit kayu raru dibuat dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96%, 70%, 50% kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator, Selanjutnya dilakukan penetapan kadar flavonoid total berdasarkan perbedaan konsentrasi etanol dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kayu raru mengandung senyawa alkaloid,flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Penentuan kadar flavonoid total dengan menentukan panjang gelombang maksimum kuarsetin dan perhitungan dari kadar flavonoid total dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari penentuan kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit kayu raru pada konsentrasi 96% yaitu 1,9915 ± 0,0139 mg QE/g, 70% yaitu 1,12492 ± 0,01532 mg QE/g, dan untuk 50% yaitu 0,95197 ± 0,01516 mg QE/g. Maka konsentrasi etanol yang paling baik menghasilkan kadar flavonoid adalah konsentrasi etanol 96% karena menghasilkan kadar yang lebih tinggi dari pada konsentrasi etanol lainnya.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Astika Winahyu, D., Retnaningsih, A., & Aprillia, M. (2019). Penetapan Kadar Flavanoid pada Kulit Batang Kayu Rabu (CotylelobiummelanoxylonP) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Analis Farmasi, 4(1), 29–36.
Balange, A., & Benjakul, S. (2009). Use of kiam wood extract as gel enhancer for mackerel (Rastrelliger kanagurta) surimi. International Journal of Food Science & Technology, 44(8), 1661–1669.
Cheablam, O. and Chanklap, B. (2020). Sustainable nipa palm (nypa fruticans wurmb.) product utilization in Thailand. Scientifica, 2020, 1-10. https://doi.org/10.1155/2020/3856203
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia . Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal.1033.
Elfiati,Deni.,Arida Susilowati.,celvia Modes.,Henti hendalastuti Rachmat.(2019). Morphological and molecular identification of cellulolytic fungi associated with local raru species.Vol 20 no 8.Medan.
Fuad. 2010. Pengaruh Penambahan Serbuk Kulit Kayu Resak, Perebusan dan Radiasi Sinar Ultraviolet Terhadap Nira Nipah. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang
G Pasaribu, Titiek Setyawati, (2011). Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru (Cotylelobium SP). Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.Bogor.
Maqsood, S. and Benjakul, S. (2011). Effect of kiam (cotylelobium lanceolatum craib) wood extract on the hemoglobin-mediated lipid oxidation of washed Asian sea bass mince. Food and Bioprocess Technology, 6(1), 61-72. https://doi.org/10.1007/s11947-011-0530-x
Maqsood, S., & Benjakul, S. (2011a). Comparative studies on molecular changes and pro-oxidative activity of haemoglobin from different fish species as influenced by pH. Food Chemistry, 124(3), 875–883.
Maqsood, S., & Benjakul, S. (2011b). Retardation of haemoglobin mediated lipid oxidation of Asian sea bass muscle by tannic acid during iced storage. Food Chemistry, 124(3), 1056–1062.
Pasaribu, G., & Setyawati, T. (2011). Aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak kulit kayu raru (Cotylelobium sp.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(4), 322-330.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4 Terjemahan Kosasih Padmawinata. Bandung. ITB. Hal: 152 – 154, 196
Susilowati, A., Rachmat, H., Elfiati, D., Rangkuti, A., Yulita, K., Dwiyanti, F., … & Ginting, I. (2021). Dna isolation and amplification of raru leaf (cotylelobium melanoxylon pierre and cotylelobium lanceolatum craib). IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 713(1), 012050. https://doi.org/10.1088/1755-1315/713/1/012050
Tamprasit, P., Panpipat, W., & Chaijan, M. (2020). Improved radical scavenging activity and stabilized color of nipa palm syrup after ultrasound‐assisted glycation with glycine. International Journal of Food Science & Technology, 55(11), 3424-3431. https://doi.org/10.1111/ijfs.14674.
Winahyu, D. A., Retnaningsih, A., & Aprillia, M. (2019). Penetapan kadar flavonoid pada kulit batang kayu raru (CotylelobiummelanoxylonP) dengan metode spektrofotometri uv-vis. Jurnal Analis Farmasi, 4(1).
Yazaki, Y., & Collins, P. J. (1994). Wood adhesives from high yield Pinus radiata bark treated by a simple viscosity process. Holzforschung, 48(3), 241–243.
Yeti, A., & Rafita, Y. (2021). Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Herba Rumput Bambu (Lopatherum gracile Brongn.)Dengan Metode Sepektrofotometri Visible. Farmasainkes, 1(1), 11–19.