Evaluasi Pengujian mutu biji pepaya (Carica papaya L.) yang di ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 70%
Isi Artikel Utama
Page: 1303-1312
Abstrak
Latar Belakang : Biji pepaya memiliki kandungan vitamin C, Vitamin E dan nutrisi penting lainnya yang dipercaya dapat melindungi kesehatan mata dan mecegah berbagai penyakit .Pada biji pepaya (Carica papaya L.) adanya rasa pahit disebabkan oleh kandungan alkaloid carpain. Carpain merupakan suatu alkaloid golongan alkaloid bebas. Alkaloid carpain ini dapat menurunkan tekanan darah, membunuh amuba, kencing batu, penyakit saluran kencing, dan cacing. Namun sering dijumpai obat tradisional yang tidak menghasilkan efek yang diharapkan, umumnya dikarenakan tidak memenuhi standar mutu atau bisa juga dikarenakan kesalahan informasi maupun anggapan keliru terhadap obat tradisional. Dari segi efek samping memang diakui bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang relatif kecil dibanding obat modern. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat ekstrak yang bermutu dan berkhasiat, dengan demikian produk-produk herbal tersebut dapat terjaga kualitas, mutu dan khasiatnya yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Tujuan :Untuk mengetahui jumlah persen rendemen perolehan ekstrak setelah dilakukan ekstraksi biji pepaya secara maserasi, hasil identifikasi metabolit sekunder dan karakterisasi dari biji papaya dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Metode: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji buah pepaya Bangkok yang berasal dari Jl. Pelajar, Kel. Marindal, Kec. Patumbak, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan secara purposiftanpa membandingkan dengan sampel yang sama dari daerah lain.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium terdiridaribeberapatahapanmeliputi:pengumpulan sampel, pembuatansimplisia, pembuatan ekstrak,identifikasisenyawametabolitsekunder, dan uji mutu ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dengan metode maserasi. Hasil :Pada hasil rendemen telah didapat ekstrak etanol kental dengan persentase rendemen ekstrak sebesar 15,672% dari 500 gram simplisia biji pepaya.Pada pengujian skrining fitokimia didapatkan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol biji buah pepaya yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, dan tanin dan pada pengujian karakterisasi ekstrak biji buah pepaya didapatkan kadar air 1,15%, kadar sari larut air 46,35%, kadar sari larut etanol 18,61%, kadar abu total 7,25% dan kadar abu tidak larut asam 0,92% yang memenuhi persyaratan ekstrak yang telah ditetapkan oleh MMI. Kesimpulan :Telah diketahui hasil rendemen setelah dilakukan ekstraksi biji pepaya secara maserasi, hasil metabolit sekunder menunjukkan hasil negatif hanya pada uji glikosida sianogenik, dan pada uji karakterisasi telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh MMI.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Anonim (1976). Departemen Ksehatan Republik Indonesia tentang Undang-undang tentang alat kosmetik dan kesehatan.
Anonim. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen kesehatan Republik Indonesia. Hal 83, 85, 195-197.
BPOM RI. (2003). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makan Republik Indonesia. No HK.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ernawati, Dian, Uswatun, Nurul Hidayah (2017). Optimasi Formulasi Sediaan Lipstik mengandung ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipamoea Batatas L). Prosiding Rapat Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan
Firdaus, R. (2006). Telaah kandungan kimia ekstrak metanol umbi bawang tiwai (Eleutherine Americana (L) Merr.) Skripsi. Institut Teknologi Bandung.
Gardjito, M. (2013). Bumbu Penyedap Dan Penyerta Masakan. Indonesia Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.Hal 56.
Hara H, Maruyama N, Yamashita Shita, hayashi Y, Lee KH, Batow KF, Chairul, Marutomo R danImakura Y. Elecanin a novel a napthoquinon Mareicana. Chem Pharm Bull : 1997, 45.
Hardayani, Fransiska Vita, dkk (2015). Formulasi Sediaan Lipstik menggunakan ekstrak buah naga merah (Hyloceraeus costaricensis) sebagai zat warna alami. Universitas Pakuan, Bogor.
Permadi, A (2006) Tanaman Obat Pelancar Air Seni.Mekarsari. Penerbit Penebar Swadaya Wisma Hijau Depok. Hal 62-63.
Pracima, R. (2015) Pemanfaatan Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas (L) Poir) Sebagai Zat Warna Pada Sediaan Lipstik.Skripsi. Jakarta. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi. Hal 19-20.
Putri, R. A. (2016) Ekstrak Biji Kesumba Keling (Bixa orellana Linn) Sebagai Pewarna Alami Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria Linn).
Risnawati, dkk (2012). Formulasi menggunakan Ekstrak Biji Coklat (theobroma cacao L). Sebagai pewarna. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan
Supriyatna, A. Z., (2017) Formulasi Dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Ekstrak Kulit Terung Ungu (Solanum melongena L.) Dalam Sediaan Lipgloss. Skripsi. Purwokerto. Fakultas Farmasi UMP. Hal 26.
Widayanti, A., Sarteka, F., Sutyasningsih (2014) Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Cera Alba Sebagai Wax Terhadap Nilai Viskositas Lipgloss Sari Buah Bit (Beta Vulgaris L). Jurnal Farmasains vol 2 No. 4. Hal 159-161.
Sari, L.O.R.K. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian.Vol. 3. No. 1. Hal. 1-7.
Walansendow, R., Janette M, Ran Lydia, T. (2016). Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadapkualitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus).Jurnal e-Biomedik. Hal. 1–4.