Standardization of specific and non-specific parameters of sambiloto (Andrographis paniculata. Burm.f) ethanol extract as standardized herbal medicine
Isi Artikel Utama
Page: 1086-1091
Abstrak
Menemukan metrik nonspesifik dan spesifik seperti kadar air, kadar abu, susut kering, kadar ekstrak larut air, dan kadar ekstrak etanol adalah tujuan dari penelitian ini. Mempelajari cara membuat simplisia Sambiloto yang baik dan akurat adalah tujuannya. sesuai standar farmakope herbal edisi kedua tahun 2017. Mengetahui metabolit sekunder simplisia sambiloto dan jumlah etanol yang larut dalam tanaman tersebut. Penelitian ini menggabungkan metodologi observasional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata. Burm.f.) yang tumbuh di pekarangan rumah warga di Kavling Sungai Lekop, Desa Sungai Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, dijadikan sebagai subjek penelitian. Temuan menunjukkan bahwa metabolit sekunder termasuk tanin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan flavonoid hadir dalam ekstrak Sambiloto. Ekstrak kental sambiloto diperoleh sebesar 5 ml dari ekstrak 500 ml nilai parameter non spesifik dan spesifik uji kadar air sambiloto sebesar 9%, abu total 10%, susut pengeringan 18,5%, ekstrak larut etanol 8%, dan ekstrak larut air 12,96%, uji parameter yang spesifik dan tidak spesifik memenuhi syarat farmakope herbal tahun 2017, hasil penelitian menunjukkan simplisia sambiloto memenuhi persyaratan sebagai obat herbal terstandar.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of vegetable and Drugs. Bucharest Rumania: Faculty of Pharmacy
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes, 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Dhami, N. (2013). "Trends in Pharmacognosy: A modern science of natural medicines". Journal of Herbal Medicine. 3 (4): 123–131
Farmakope herbal indonesia. 2017. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. ISBN: 978-602-416-329-7. 378-382
Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. J. Pharm. Sci 55.
Grassi D. dkk. 2010. Flavonoids: Antioxidants Against Atherosclerosis. Nutrients. 2: 889-902
Halimah, 2010. Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Anting-Anting (acalypha indica Linn) Terhadap Larva Udang (Artemia salinaLeach). Skripsi . Jurusan KimiaFakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Hayati R, Abdullah A, Ayob M, Soekarto S. 2005. Analisis Kadar Air dan Aktivitas Air Kritikal Produk Sata dari Malaysia dan Implikasinya pada Sifat-sifat Produk dan Umur Simpannya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 16 (3) : 191.
Sitorus, R. M., & Azzahra, S. F. (2017). Analisis Fitokimia Bagian Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata).
Knight, A.P. & R.G. Walter. 2004. Plants Associated with Congenital Defects and Reproductive Failure. In: A Guide to Plant Poisoning of Animals in North America, A.P. Knight and R.G. Walter (Eds.) Publisher: Teton NewMedia,
Kraus T. E. C., Dahlgren R. A., Zasoski R. J. (2003a). Tannins in nutrient dynamics of forest ecosystems–a review. Plant Soil 256, 41–66.10.1023/A:1026206511084
Lenny Sofia. 2006. Senyawa terpenoida dan steroida. departemen kimia FMIPA. FMIPA Universitas Sumatra Utara. Medan
Markham, K. R., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB. Hal.5,10
Pieroni A, Quave C, Nebel S, HenrichM 2002. Ethnopharmacy of the Ethnic Albanians (Arbereshe) of Northern Basilicata. Italy (IT). Fitoterapia. 72:217-241.
Seidel. V, 2006. Initial and bulk extraction. in: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal. 31-5.
Sembiring, Br, Bagem. 2005. Status Teknologi Pasca Panen Sambiloto (Andrographis paniculata Needs). Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.