Analisis Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gizi Berlebih Pada Bayi
Isi Artikel Utama
Page: 2584-2592
Abstrak
Latar Belakang: Gizi berlebih pada bayi usia 6–12 bulan merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat. Faktor utama yang diduga berperan adalah pengetahuan ibu tentang gizi dan praktik pemberian makan yang tidak tepat. Berdasarkan observasi awal di Desa Mekar Sari, Deli Serdang, ditemukan 30 bayi dengan kondisi gizi lebih, yang menunjukkan perlunya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kejadian gizi lebih pada bayi usia 6–12 bulan, dengan fokus pada pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Status gizi bayi ditentukan berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan mengacu pada WHO Growth Standards (2006), dimana bayi dikategorikan gizi lebih jika nilai Z-score BB/TB > +2 SD. Sampel berjumlah 30 bayi yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Hasil pengukuran BB/TB menunjukkan 17 bayi (56,7%) mengalami gizi lebih. Sebanyak 19 ibu (63,3%) memiliki pengetahuan gizi yang kurang dan 17 ibu (56,7%) menerapkan praktik pemberian makan yang tidak tepat. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara gizi lebih dengan pengetahuan ibu (p-value = 0,000; OR = 22,713) dan praktik pemberian makan (p-value = 0,000). Kesimpulan: Pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian gizi lebih pada bayi di lokasi penelitian. Intervensi kesehatan masyarakat yang berfokus pada peningkatan literasi gizi ibu dan promosi praktik pemberian makan yang tepat sangat diperlukan untuk pencegahan masalah ini.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Pencharz PB, Elango R, Wolfe RR. Recent developments in understanding protein needs–how much and what kind should we eat? Appl Physiol Nutr Metab 2016;41:577–80. DOI: https://doi.org/10.1139/apnm-2015-0549
Hoffman JR, Falvo MJ. Protein–which is best? J Sports Sci Med 2004;3:118.
Phillips SM, Fulgoni III VL, Heaney RP, Nicklas TA, Slavin JL, Weaver CM. Commonly consumed protein foods contribute to nutrient intake, diet quality, and nutrient adequacy. Am J Clin Nutr 2015;101:1346S-1352S. DOI: https://doi.org/10.3945/ajcn.114.084079
Wolfe RR, Baum JI, Starck C, Moughan PJ. Factors contributing to the selection of dietary protein food sources. Clin Nutr 2018;37:130–8. DOI: https://doi.org/10.1016/j.clnu.2017.11.017
Friedman M. Nutritional value of proteins from different food sources. A review. J Agric Food Chem 1996;44:6–29. DOI: https://doi.org/10.1021/jf9400167
Aritonang I. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta: Leutika Books 2013:41–50.
Rahmadia ZR, Mardiyah S. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Balita Di Kelurahan Sungai Bambu. Hearty 2023;11:114–20. DOI: https://doi.org/10.32832/hearty.v11i1.5554
Dewi VK. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Status Gizi Pada Bayi Usia> 6 Sampai 12 Bulan Di Wilayah Puskesmas Padang Batung. Sinergi J Ilm Multidisiplin 2025;1:118–28. DOI: https://doi.org/10.37402/jurbidhip.vol12.iss2.469
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2019.
Sa’Diyah H, Sari DL, Nikmah AN. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Status Gizi Pada Balita. J Mhs Kesehat 2020;1:151–8.
Sari RP, Agustin K. Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Puskesmas Colomadu I. J Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan 2023;14:171–8. DOI: https://doi.org/10.26751/jikk.v14i1.1596
Muslihah N, Fahmi I, Maulidiana AR, Habibie IY. Prinsip dan Aplikasi Metodologi Penelitian Gizi. Universitas Brawijaya Press; 2021.
Momberg D, Bell R, Norris SA, Ngandu C, Richter L, Murphy‐Alford AJ, et al. Infection, Nutritional Status, and Body Composition: Associations at Birth and 6 Months Postnatally in Soweto, South Africa. Am J Hum Biol 2023;35. https://doi.org/10.1002/ajhb.23914. DOI: https://doi.org/10.1002/ajhb.23914
Sulung U, Muspawi M. Memahami sumber data penelitian: Primer, sekunder, dan tersier. Edu Res 2024;5:110–6.
Marlani R, Neherta M, Deswita D. Gambaran karakteristik ibu yang mempengaruhi kejadian stunting balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi. J Ilm Univ Batanghari Jambi 2021;21:1370–3. DOI: https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i3.1748
Mubasyiroh L, Aya ZC. Hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada anak 1000 hari pertama kehidupan/golden period dengan status gizi balita di desa sitanggal kecamatan larangan kabupaten brebes tahun 2018. J Ilmu Kesehat Bhakti Husada Heal Sci J 2018;9:18–27. DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Demsa Simbolon SKM. Pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik pada ibu menyusui anak usia 0-24 bulan. Media Sahabat Cendekia; 2019.
Kuswanti I, Azzahra SK. Hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang dengan perilaku pencegahan stunting pada balita. J Kebidanan Indones 2022;13. DOI: https://doi.org/10.36419/jki.v13i1.560
Trent F, Dwiwardani C, Page C. Factors impacting the retention of students of color in graduate programs: A qualitative study. Train Educ Prof Psychol 2021;15:219. DOI: https://doi.org/10.1037/tep0000319
Maksum A. Pengaruh Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Balita Usia 12–24 Bulan di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Pademawu Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan 2019.
Nuhenita L. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II Tahun 2024 2024.
Winarsih S. Hubungan Pola Asuh Dengan Status Gizi Baduta Usia 12–24 Bulan Di Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember 2023. DOI: https://doi.org/10.71456/jik.v2i1.749
Nengsi TA. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak Pada Usia 6-23 Bulan 2025.
Festy P. Buku ajar gizi dan diet. UMSurabaya Publishing; 2018.
Pramardika DD, Kasaluhe MD, Tooy GC, Bajak CMA. Buku Ajar Gizi dan Diet. Penerbit NEM; 2022.
Supariasa IDN, Fajar I, Khairuddin K, Adelina R. Analyzing Nutritional Factors That Affect Toddler’s Stunting in Malang Regency, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci 2023;11:59–69. DOI: https://doi.org/10.3889/oamjms.2023.10199
Kemenkes RI. Studi Status Gizi Indonesia 2021. Kemenkes RI 2021. https://www.b2p2toot.litbang.kemkes.go.id/.
Supariasa I, Nyoman D, Bakri B, Fajar I. Status Gizi 2004.
Rahmad AHAL. Efektivitas Penggunaan Standar Pertumbuhan WHO Anthro Terhadap Kualitas Dan Informasi Data Status Gizi Balita. J Inf Syst Public Heal 2013;1:1–8.
Maulidya R, Zulfan Z, Nadya S, Zahara A. Factors influencing the nutritional status of children aged 6–23 months based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). AcTion Aceh Nutr J 2025;10:168–82. DOI: https://doi.org/10.30867/action.v10i1.2094
Febrianti Sri Wahyuni R, Dale DS. Pemeriksaan Pertumbuhan Tinggi Badan Dan Berat Badan Bayi Dan Balita. Celeb Abdimas J Pengabdi Kpd Masy 2019;1:15–20.
Vidiasari V, Pangestu AR, Rahmadani AM, Maharani DW, Indriani K, Azizah LFN, et al. Pemantauan Status Gizi Ditinjau Dari Berat Badan, Umur Dan Tinggi Badan Anak Balita. J Buana Community Heal Serv 2023;1:1–7.
Adriansyah AA, Firdausi NJ, Yuliani K, Sa’adah N. Edukasi Cara pengukuran berat badan dan tinggi badan dalam pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita. J Community Engagem Empower 2020;2.