Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus) Terhadap Bakteri Streptococcus pneumoniae dan Bakteri Klebsiella pneumoniae
Abstrak viewed = 0 times
pdf downloaded = 0 times

Abstrak

Pendahuluan: Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Adapun gejala berupa panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, serta gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang). Tujuan: untuk mengetahui aktivitas anti bakteri dan konsentrasi yang paling baik dari ekstrak metanol bunga tapak dara terhadap bakteri Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumoniae. Metode: pada penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental, yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui variable bebas, variabel terikat dan juga parameter dari penelitian. Tahap penelitian meliputi pengambilan sampel, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, pengujian karateristik simplia dan ekstrak, uji daya hambat ekstrak bunga tapak dara terhadap bakteri patogen (Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae) dengan perbandingan antibiotik doksisiklin. Hasil: ekstrak metanol bunga tapak dara memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumonia. Dimana uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol bunga tapak dara pada bakteri Streptococcus pneumonia menunjukkan rata-rata zona hambat masing konsentrasi yaitu : 10% (12,6 mm), 15% (13,26 mm), 20% (15,26 mm). Dan pada bakteri Klebsiella pneumoniae menunjukkan rata-rata zona hambat masing konsentrasi yaitu 10% (12,86 mm), 15% (13,71 mm), 20% (15,86 mm). Kesimpulan: bahwa ekstrak metanol bunga tapak dara memiliki aktivitas antibakteri dan konsentrasi yang paling baik untuk menghambat bakteri Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumonia adalah konsentrasi 20%.

https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v5i2.162
pdf

Referensi

Adila R, Agustien A. Uji antimikroba curcuma spp. terhadap pertumbuhan candida albicans, staphylococcus aureus dan escherichia coli. J Biol UNAND. 2013;2(1).
Arifuddin M, Bone M, Iswahyudi I, Ibrahim A, Rijai L. Isolasi dan Karakterisasi Fungi Endofit Tanaman Tapak Dara (Catharanthus Roseus). J Trop Pharm Chem. 2017;4(1):22–6.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia Edisi IV. In: IV. Depkes RI; 2010. p. 186.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta; 1985.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Edisi III. 3rd ed. Jakarta; 1979. 31–33 p.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Depkes RI; 1989.
Febriani D, Mulyanti D, Rismawati E. Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn). Spes Unisba. 2015;477–8.
Gustiananda M. Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) Dalam Menghambat Pertumbuhan Pityrosporum ovale Sebagai Salah Satu Jamur Penyebab Ketombe. 2020;20.
Ilmi T. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah Tulungagung. J Inov Farm Indones. 2020;1(2):102–12.
Kemenkes RI. Laporan Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2018 [Internet]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta; 2018. 281–298 p.
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta; 2019.
Lay BW. Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi ke-1. Hastowo S, editor. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1994.
Muhammad I. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Sosial Dan Kesehatan. Ke 6. Bandung: Citapustaka Media Perintis; 2016. 91 p.
Muliyati E. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Ciremai (Pillantus acidus L) Terhadap Staphylacoccus aureus dan Escherichia coli dan Bioautografinya. 2009;
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Jurnal Respirologi Indonesia (Majalah Resmi Perhimbunan Dokter Paru Indonesia). 2021;41.
Purwanto S. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Daun Senggani (Melastoma malabathricum L.) terhadap Escherichia coli. J keperawatan Sriwij. 2015;2(2):84–92.
Rahman MM. 13. Phytochemical analysis and antibacterial activity of organic extract of Catharanthus Roseus L. flower against gram-positive and gram-negative bacteria. J Agric Food Environ (JAFE)|. 2020;1(4):87–93.
Raza ML, Nasir M, Abbas T, Naqvi BS. Antibacterial Activity of Different Extracts from the Catharanthus roseus. 2009;3(1):81–5.
Rosidah AN, Lestari PE, Astuti P. Daya antibakteri ekstrak daun kendali (Hippobroma longiflora [L] G . Don ) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. J Pustaka Kesehat. 2014;1–9.
Samiyarsih S. Keanekaragaman Fitokimia dan Sifat Antimikroba Ekstrak Metaol Beberapa Kultivar Catharanthus roseus menggunakan GC-MS. Biodiversitas. 2020;21(4).
Siregar, Atika A, Nugraha T, Simanjorang A. Analisis Kemampuan Petugas ISPA Dalam Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Medan Tahun 2018. J Bid ILmu Kesehat. 2019;9(2).
Soleha TU. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik. 2015;5(9):121.
Threenesia A, Ramadhian MR. Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi Secara In Vitro. J Agromedicine. 2019;6(1):120–4.
Verrananda M I. Identifikasi Metabolit Sekunder Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Tapak Dara (Catharanthus Roseus). Pros Semin Nas Kefarmasian Ke-4. 2016;20–1.
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##